Widget HTML Atas

Cara Mengatur Keuangan Anak Kos Agar Hemat

Bagi anak kos, jika tidak tahu cara menghemat uang, akan berakibat pusing setiap akhir bulan bisa berujung pasrah mengandalkan stok mi instan. Apalagi kalau masih menyandang status mahasiswa dan belum punya penghasilan sendiri.

Kemampuan mengatur keuangan memang wajib dimiliki jika ingin bertahan di tanah perantauan. Tak peduli berapa banyak uang bulanan yang diterima, tetap tak akan terasa “cukup”, jika tidak bijak menggunakannya.

cara mengatur keuangan anak kos


Apalagi kalau harga barang-barang di wilayah kosan jauh lebih tinggi dibandingkan di kota asalmu. Semakin terasa berat jika kamu tak kuat menahan godaan gaya hidup yang tak sesuai saldo rekening. Kalau sudah begitu, harus siap menghadapi masa-masa kritis tiap jelang akhir bulan.

Barangkali wajar jika hal ini terjadi pada bulan-bulan pertama masa perantauan. Tapi jika hampir setiap bulan, bahkan sampai tahunan kondisi keuangan selalu bikin kamu cemas, jangan ditawar-tawar lagi. Kamu harus praktikkan cara menghemat uang yang tepat ala anak kos.

Cara menghemat uang ala anak kos

Demi ketenangan dan kesejahteraan finansialmu, coba lakukan delapan cara menghemat uang ala anak kos berikut ini.

1. Buatlah anggaran keuangan dengan cermat

Tiap kali kiriman dana kamu terima, baik dari orangtua maupun dari gaji bulanan, segera buatlah anggaran keuangan selama sebulan. 

Catat pengeluaran rutin, seperti biaya sewa kos, makan setiap hari, transportasi, kuota Internet dan pulsa, hingga perlengkapan kerja atau kuliah.

Sesuaikan anggaran dengan bujet yang dimiliki. Kamu boleh saja mengalokasikan dana hiburan dari bujet tersebut, tapi pastikan kebutuhan utama telah terpenuhi.

Sebaiknya pilihlah kos-kosan yang menyediakan fasilitas wifi, kulkas, dan dapur umum. Lebih baik lagi, jika biaya sewa telah meliputi biaya listrik, air, gas, dan Internet.

2. Lakukan belanja bulanan secara online

Sering bolak-balik ke minimarket bisa berbahaya bagi isi dompet. Belanja secara menyicil atau sedikit demi sedikit mungkin terlihat lebih ringan, tapi seringkali tanpa sadar ada pembelanjaan tambahan yang tidak dibutuhkan.

Misalnya, niat awal hanya ingin membeli tisu, tapi tergoda beli cokelat yang tertata rapi di dekat meja kasir. Mulanya terasa tak seberapa, tapi jika dikalkulasikan bisa jadi pemborosan yang lumayan bisa bikin dompet kebobolan.

Sebaliknya, membeli kebutuhan secara sekaligus dalam satu waktu akan membuat kita lebih fokus pada barang-barang yang diperlukan. 

Selain itu, karena secara kuantitas dan nominal harga barang yang dibeli sudah besar, kecenderungan untuk membeli barang-barang tambahan jadi berkurang.

Jika stok kebutuhan terpenuhi dan kamu tak perlu mampir ke minimarket terdekat, godaan membeli barang secara impulsif pun bisa dihindari.

Mau lebih hemat lagi? Lakukan pembelanjaan secara online! Zaman sekarang, sudah banyak supermarket yang menyediakan fasilitas pembelian online melalui aplikasi. Atau kamu juga bisa belanja kebutuhan di official store hypermarket atau supermarket yang tersedia pada berbagai situs maupun aplikasi e-commerce.

Anggaplah biaya pengiriman (jika ada) sebagai pengganti biaya transportasi jika belanja secara langsung. Kamu juga bisa menghemat biaya makan, waktu, dan energi sekaligus. Manfaatkan promo cashback atau diskon yang ada, biar pengeluaran makin terpangkas.

3. Masak dan bawa bekal makananmu sendiri

Tahukah kamu dengan membawa bekal makanan yang kamu masak sendiri, kamu bisa menghemat pengeluaran makan hingga 50 persen, bahkan sekalipun kamu membeli makan di kantin kampus?

Sebagai ilustrasi, andaikan kamu membeli seporsi nasi, sayur cap cay, dan ayam goreng seharga Rp 25 ribu. Dengan nominal yang sama, kamu bisa membeli bahan-bahan hidangan tersebut untuk dua hingga tiga porsi sekaligus.

Hitung-hitung, kamu bisa berhemat sekaligus melatih kemampuan memasak. Tapi, jika kamu merasa terlalu sibuk hingga tidak sempat memasak, setidaknya bawalah nasimu sendiri.

Kenapa? Sebab, rata-rata harga dua piring nasi yang kamu beli di kantin atau warung makan sama dengan harga satu liter beras atau sekitar 10 porsi nasi. Perbedaan yang cukup besar, bukan?

4. Apa pun makanannya, bawa minuman sendiri

Membawa botol minum sendiri adalah cara berhemat yang paling praktis. Anggaplah, jika beraktivitas di luar seharian kamu biasa membeli 1-3 botol air mineral kemasan 600 ml seharga Rp 3.500-5.000 atau dalam sehari kamu bisa mengeluarkan uang hingga Rp 10.500-15.000 hanya untuk minum.

Artinya, jika membawa air minum sendiri, dalam sebulan kamu bisa menghemat hingga Rp 450 ribu. Selain berhemat, cara ini juga ampuh membuatmu mengurangi penggunaan sampah plastik. Setuju?

5. Manfaatkan waktu luang dengan kegiatan bermanfaat

Sesekali pergi nonton atau nongkrong bersama teman untuk melepas stres tentu sah-sah saja, bahkan kadang memang diperlukan. Tapi, mulailah waspada kalau dompetmu jadi lebih cepat menipis.

Apalagi, jika uang bulanan jadi sering habis sebelum waktunya. Artinya, aktivitas yang dipilih sudah mulai melampaui kemampuan keuanganmu.

Untuk mengisi waktu luang sekaligus menyegarkan pikiran dari rutinitas kuliah, sebetulnya ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan.

Misalnya, bergabung dengan komunitas relawan pada bidang yang menarik perhatianmu atau mungkin mencoba mencari penghasilan sendiri dengan bekerja secara lepas atau menjalani bisnis online.

6. Manfaatkan fasilitas umum

Bagi mahasiswa, fasilitas kampus janganlah disia-siakan. Misalnya, kamu bisa mengerjakan tugas-tugas kuliah di perpustakaan yang memberikan akses Internet gratis sepanjang hari. Bandingkan jika kamu selalu memilih menyelesaikan tugas di coffee shop. Dalam sehari kamu bisa menghemat hingga Rp 50-100 ribu.

Fasilitas kampus seperti perpustakaan biasanya juga terbuka untuk umum. Jadi bagi anak kos yang sudah tak menyandang status mahasiswa, kamu juga bisa mampir ke kampus terdekat untuk mendapatkan fasilitas serupa.

Sebagai contoh, jika ingin mencari tempat bekerja yang tenang sekaligus mencari referensi atau ide-ide segar, datanglah ke perpustakaan pusat Universitas Indonesia (UI). Kamu hanya perlu membayar sekitar Rp 5 ribu per kunjungan.

7. Hanya sediakan uang pas di dompet

Bayangkan saat ingin makan di kantin, uang di dalam dompet masih ada satu lembar seratus ribuan. Besar kemungkinan, kamu jadi lebih bebas memilih menu makanan tanpa terlalu memperhatikan total biaya yang dikeluarkan.

Beda halnya, jika isi dompet hanya Rp 15 ribu. Mau tidak mau, kamu pasti jadi memutar otak untuk menentukan menu makanan yang mengenyangkan, enak, tapi juga sesuai bujet.

Dengan membawa uang seperlunya, secara otomatis kamu pun hanya akan membeli hal yang diperlukan. Cara ini bisa membantumu batasi pengeluaran secara efektif.

8. Kumpulkan uang receh

Tak jarang kita sering mengabaikan uang receh yang tergeletak di meja hingga lantai kamar. Padahal, jika dikumpulkan, uang receh bisa menjadi penyelamat pada akhir bulan.

Tapi, mengumpulkan uang receh bukan sekadar sebagai dana simpanan kala kepepet, melainkan sebagai salah satu cara untuk membangun kebiasaan menabung, sekalipun mulai dari nominal yang kecil.

Oleh sebab itu, sebaiknya siapkan tempat khusus untuk menampung uang receh yang kamu terima. Selain punya tabungan, cara ini bisa bikin kamar jadi lebih rapi karena tidak ada uang yang tercecer.

9. Cuci pakaian sendiri

Kunci dari cara menghemat uang ala anak kos adalah tidak malas. Sebab, selalu ada “biaya” yang harus dikeluarkan di balik kemalasan. Misalnya saja, dengan mencuci pakaian sendiri.

Memang, telah banyak jasa laundry hingga cuci kiloan yang terjangkau. Mulai dari Rp 5-7 ribu saja per kg. Tapi, jika dihitung dengan cermat, tetap saja akan jauh lebih hemat mencuci pakaian sendiri.

Sebagai contoh, jika dalam seminggu, pakaian kotormu mencapai 3 kg, jika menggunakan jasa laundry, berarti kamu perlu mengeluarkan uang sekitar Rp 6 ribu x 3 kg = Rp 18 ribu.

Dalam sebulan, uang yang diperlukan sebesar Rp 18 x 4 = Rp 72 ribu. Sedangkan, jika mencuci pakaian sendiri, biaya yang diperlukan hanya sebesar Rp 16-20 ribu (biaya detergen dan pengharum pakaian) untuk satu hingga dua bulan.

Namun jika waktu yang terpakai untuk mencuci telah dialokasikan untuk melakukan kegiatan produktif, seperti menjalankan pekerjaan sampingan, menggunakan jasa cuci pakaian bisa lebih efisien karena membuatmu punya lebih banyak waktu dan energi untuk mendapatkan penghasilan tambahan.